Pertemuan Minggu Ke 3
Strategi Pembangunan, Faktor - faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan, Strategi pembangunan ekonomi indonesia, Perencanaan pembangunan
A. MACAM–MACAM STRATEGI PEMBANGUNAN INDONESIA
Salah satu konsep penting yang perlu
diperhatikan dalam mempelajari perekonomian suatu negara adalah mengetahui
tentang strategi pembangunan ekonomi. Beberapa strategi pembangunan ekonomi
yang dapat disampaikan adalah :
1. Strategi
Pertumbuhan
Strategi pembangunan ekonomi suatu
negara akan terpusat pada upaya pembentukan modal, serta bagaimana
menanamkannya secara seimbang, menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat
menimbulkan efek pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi
akan dinikmati oleh golongan lemah melalui proses merambat ke bawah (trickle –
down – effect ) pendistribusian kembali. Jika terjadi ketimpangan atau
ketidakmerataan hal tersebut merupakan syarat terciptanya pertumbuhan ekonomi.
Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan
yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
2. Strategi
Pembangunan dengan Pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah
dengan ditekankannya peningkatan pembangunan melalui teknik sosial engineering,
seperti halnya melalui penyusunan perencanaan induk, dan paket program terpadu.
3.
Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi
pertama dan kedua mendorong para ahli ekonomi mencari alternatif lain sehingga
pada tahun 1965 muncul strategi pembangunan dengan nama strategi
ketergantungan. Inti dari konsep strategi ketergantungan adalah :
·
Kemiskinan
di negara – negara berkembang lebih disebabkan karena adanya ketergantungan
negara tersebut dari pihak atau negara lainnya.
·
Teori
ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan “Teori
ketergantungan tersebut memang cukup relevan, namun sayangnya telah menjadi
semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk membangun
masyarakat sendiri (Self Development).
4. Strategi
yang Berwawasan Ruang
Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman,
yang mengemukakan sebab – sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang
secepat daerah yang lebih kaya atau lebih maju. Menurut mereka, kurang mampunya
daerah miskin berkembang secepat daerah maju dikarenakan kemampuan atau
pengaruh pendistribusian dari kaya ke miskin (Spread Effects) lebih kecil
daripada terjadinya aliran sumber daya dari daerah miskin ke daerah kaya (Back-wash-effects).
Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut adalah, bahwa Myrdall tidak percaya
bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin akan tercapai. Sedangkan Hirschman,
mempercayai pandangan tersebut walaupun baru akan tercapai dalam jangka
panjang.
5. Strategi
Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi
kemiskinan secara massal. Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi
Perburuhan Sedunia (ILO) pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan
pokok manusia tidak mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat
kemiskinan yang bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya
usaha-usaha diarahkan pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan
pokok dan sejenisnya.
B. Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Strategi Pembangunan
Dalam melakukan pembangunan suatu negara atau bangsa diperlukan strategi
yang bagus untuk mencapai hasil yang memuaskan. Tetapi di dalam strategi itu
pasti ada faktor – faktor yang memperngaruhinya. Faktor – faktor tersebut
adalah :
1.
Sumber Daya
Alam ( SDA ), adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam pembangunan
ekonomi, jika SDA mencukupi dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi suatu negara akan .
2.
Sumber Daya
Manusia ( SDM ), merupakan salah satu faktor berikutnya yang sangat penting
untuk pembangunan ekonomi, jika semakin baik SDM, maka akan semakin cepat
jalannya suatu pembangunan.
3.
Tenaga Ahli,
disini tenaga ahli bisa di samakan dengan SDM, tetapi tenaga ahli adalah SDM
yang dilatih dan di didik sehingga lebih mempunyai skill dan keterampilan.
4.
Teknologi,
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pembangunan, karena penggunaan
teknologi yang semakin canggih akan mempercepat pertumbuhan dan pembangunan
suatu bangsa atau negara.
Tujuan pembangunan ekonomi adalah menciptakan pertumbuhan GNP. Pertumbuhan GNP ditunjukkan
dengan meningkatnya mutu pendidikan, menambahnya penghasilan pertanian,
kurangnya angka kemiskinan, dan bertambahnya modal Negara.
C. Strategi Pembangunan Ekonomi
Indonesia yang Diarahkan pada Repelita
Sebelum orde baru strategi pembangunan di Indonesia secara teori telah
diarahkan pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun
pada kenyataanya nampak adanya kecenderungan lebih menitik beratkan pada
tujuan-tujuan politik, dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi.
Sedangkan pada awal orde baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih
diarahkan pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang
mendasar, terutama usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tinggi.
Strategi-strategi tersebut kemudian dipertegas dengan ditetapkannya
sasaran-sasaran dan titik berat setiap Repelita (REPELITA atau Rencana
Pembangunan Lima Tahun adalah satuan perencanaan yang dibuat oleh pemerintah
orde baru di Indonesia) yakni:
o Repelita I (1 April 1969 hingga 31 Maret 1974)
Titik Berat Repelita I : Pembangunan bidang pertanian
sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses
pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup
dari hasil pertanian.
Sasaran Repelita I : Pangan, Sandang, Perbaikan
prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesejahteraan
rohani.
Tujuan Repelita I : Untuk meningkatkan taraf hidup
rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan dalam tahap
berikutnya.
Muncul peristiwa Marali (Malapetaka Limabelas Januari)
terjadi pada tanggal 15-16 Januari 1947 bertepatan dengan kedatangan PM Jepang
Tanaka ke Indonesia. Peristiwa ini merupakan kelanjutan demonstrasi para
mahasiswa yang menuntut Jepang agar tidak melakukan dominasi ekonomi di
Indonesia sebab produk barang Jepang terlalu banyak beredar di Indonesia.
Terjadilah pengrusakan dan pembakaran barang-barang buatan Jepang.
o Repelita II (1 April 1974 hingga 31 Maret 1979)
Titik Berat Repelita II: Pada sektor pertanian dengan
meningkatkan industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan
landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
Sasaran Repelita II: Tersedianya pangan,
sandang,perumahan, sarana dan prasarana, mensejahterakan rakyat dan memperluas
kesempatan kerja.
Tujuan Repelita II: Meningkatkan pembangunan di
pulau-pulau selain Jawa, Bali dan Madura, di antaranya melalui transmigrasi.
Pelaksanaan Pelita II cukup berhasil pertumbuhan ekonomi
rata-rata mencapai 7% per tahun. Pada awal pemerintahan Orde Baru laju inflasi
mencapai 60% dan pada akhir Pelita I laju inflasi turun menjadi 47%.
Selanjutnya pada tahun keempat Pelita II, inflasi turun menjadi 9,5%.
o Repelita III (1 April 1979 hingga 31 Maret 1984)
Titik Berat Repelita III: Pada sektor pertanian menuju
swasembada pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi
barang selanjutnya. Menekankan bidang industri padat karya untuk meningkatkan
ekspor.
Pertumbuhan perekonomian periode ini dihambat oleh
resesi dunia yang belum juga berakhir. Sementara itu nampak ada kecendrungan
harga minyak yang semakin menurun khususnya pada tahun-tahun terakhir Repelita
III. Menghadapi ekonomi dunia yang tidak menentu, usaha pemerintah diarahkan
untuk meningkatkan penerimaan pemerintah, baik dari penggalakan ekspor mapun
pajak-pajak dalam negeri.
o Repelita IV (1 April 1984 hingga 31 Maret 1989)
Titik Berat Repelita IV: Pada sektor pertanian untuk
melanjutkan usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri
yang dapat menghasilkan mesin- mesin industri sendiri, baik industri ringan
yang akan terus dikembangkan dalm repelita-repelita selanjutnya meletakkan
landasan yanag kuat bagi tahap selanjutnya.
Tujuan Repelita IV: Menciptakan lapangan kerja baru
dan industri.
Terjadi resesi pada awal tahun 1980 yang berpengaruh
terhadap perekonomian Indonesia. Pemerintah akhirnya mengeluarkan kebijakan
moneter dan fiskal sehingga kelangsungan pembangunan ekonomi dapat dipertahankan.
o Repelita V (1 April 1989 hingga 31 Maret 1994)
Menekankan bidang transportasi, komunikasi dan
pendidikan.
Pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan tetap bertumpu
pada Trilogi Pembangunan dengan menekankan pemerataan pembangunan dan
hasil-hasilnya menuju tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi serta stabilitas nasional
yang sehat dan dinamis. Ketiga unsur Trilogi Pembangunan tersebut saling
mengait dan perlu dikembangkan secara selaras, terpadu, dan saling memperkuat.
Tujuan dari Repelita V sesuai dengan GBHN tahun 1988 adalah pertama,
meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rajyat yang
makin merata dan adil; kedua, meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pemangunan
berikutnya.
D. Perencanaan Pembangunan
Manfaat Perencanaan Pembangunan
1. Bidang Kesejahteraan Rakyat dan
Pendidikan
Pembangunan nasional tidak saja menghasilkan
pertumbuhan ekonomi yang pesat, tetapi juga menghasilkan kesejahteraan rakyat yang
makin meningkat dan makin merata. Meningkatnya derajat pendidikan dan juga
kesehatan mempunyai dampak terhadap peningkatan kualitas peranan wanita dalam
pembangunan.
2. Bidang Agama
Selama ini telah berhasil diciptakan
suasana kehidupan antaragama yang rukun sehingga para pemeluk agama dapat
menjalankan ibadahnya dengan tenteram, dan memperkuat persatuan dan kesatuan
bangsa.
3. Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Meningkatnya kemampuan rekayasa dan rancang bangun
dalam industri manufaktur, mulai dari industri dengan teknologi sederhana
sampai industri canggih seperti pesawat terbang.
4. Bidang Hukum
Dalam kaitan ini, antara lain telah ditetapkan Un
dang-undang tentang KUHAP, Undang-undang tentang Hak Cipta, Paten, dan Merek,
kompilasi hukum Islam, dan lain-lain.
5. Bidang Politik, Aparatur Negara, Penerangan, Komunikasi dan
Media Massa
Telah dapat mewujudkan tingkat stabilitas nasional
yang mantap dan dinamis sehingga memungkinkan pelaksanaan pembangunan nasional
yang menghasilkan kesejahteraan rakyat yang makin baik.
6. Bidang Pertahanan Keamanan
Pembangunan pertahanan keamanan terus dilakukan sesuai
dengan Sishankamrata, dan dengan terus memperkuat kemampuan ABRI dalam
melaksanakan kedua fungsinya.
Periode perencanaan pembangunan :
1.
Sebelum orde
baru
·
Periode 1945
– 1950
·
periode 1951
– 1955
·
periode 1956
– 1960
·
periode 1961
– 1965
2. Setelah orde
baru
·
Periode
Repelita I : 1969/70 – 1973/74
·
Periode
Repelita II : 1974/75 – 1978/79
·
Periode
Repelita III : 1979/80 – 1983/84
·
Periode
Repelita IV : 1984/85 – 1988/89
·
Periode
Repelita V : 1989/90 – 1993/94
Tidak ada komentar:
Posting Komentar