Koperasi di Indonesia sudah banyak yang
berkembang terutama di kota-kota besar, dan mereka sudah mengembangkannya dalam
bentuk badan usaha, contohnya seperti yang di Jakarta dan Yogyakarta dalam hal
pengadaan transportasi masal (KOPAJA dan KOPATA).
Di sini saya mencoba berwawancara dengan salah
seorang pengurus koperasi di PT Armindo Catur Pratama. Namanya Ibu Hari
Murdanti atau lebih dikenal oleh para pekerja dengan panggilan Mba Anti. Saya
bertanya bagaimana tetang koperasi yang ada di Indonesia, kemuadian beliau
menjawab bahwa koperasi di Indonesia masih kurang sosialisasi terutama daerah –
daerah terpencil atau pedesaan, sehingga koperasi di daerah tersebut sangat
sulit berkembang. Dan pendanaan utama dari koperasi adalah dari anggota,
sehingga koperasi di daerah – daerah terpencil atau pedesaan sangat minim dana,
karena anggota nya sangat terbatas.
Dari pemaparan yang disampaikan oleh beliau,
kemudian saya menanggapi dari pemaparan beliau. Saya sependapat dengan mba
Anti, bahwa sosialisasi koperasi di Indonesia masih kurang, terutama di daerah
yang sulit terjangkau atau pedesaan, mereka kebanyakan belum mengerti tentang
keberadaan koperasi di wilayah mereka, belum mengerti manfaat dan kegunaan
koperasi. Sehingga para pengurus koperasi lebih aktif dan giat untuk lebih
memperkenalkan tentang koperasi. Dan untuk masalah pendanaan, para pengurus
harus jeli melihat kesempatan atau peluang yang ada di daerah – daerah,
misalnya, menggembangkan Industri rumahan yang masih memerlukan dan membutuhkan
tambahan modal untuk para industri rumahan bisa terus berjalan, disini peran
koperasi untuk bekerjasama dengan para industri rumahan, pengurus mengajak para
pemilik industri untuk bekerjasama dalam mengembangkan industri mereka,
sehingga dari kerjasama tersebut dapat terjalin suatu kerjasama antara koperasi
dengan para pemilik industri, dan secara tidak langsung dari kerjasam tersebut
akan membangun sebuah kepercayaan antara koperasi dan masyarakat di sekitar.