Tugas Bahasa Indonesia 2
Sahikul Qumar Febrianto / 2A212098 /3 EB 16
Bahasa Indonesia 2 – Tulisan 2
SEPAK TERJANG MOBIL KIAT ESEMKA, KARYA ANAK BANGSA
Jika kita berbicara mengenai kendaraan, itu sudah merupakan kebutuhan bagi
seluruh masyarakat untuk mempermudah dalam meningkatkan waktu efisiensi dalam
bekerja, khususnya sebagai sarana transportasi utama (dalam hal ini, merupakan
kendaraan pribadi). Bagi beberapa masyarakat (mungkin mayoritas), kendaraan
sudah mutlak menjadi sebuah kebutuhan tertier yang harus dimiliki. Yang paling
banyak digunakan, khususnya untuk masyarakat yang sudah berkeluarga, mereka
pasti memilih mobil sebagai pilihan utama, dikarenakan mobil dapat menampung
satu keluarga, juga dikarenakan mobil merupakan kendaraan yang nyaman untuk
berpergian (karena kendaraan yang tertutup dan aman dari lingkungan luar).
Banyak sekali jenis mobil yang terdapat atau dijual di Indonesia. Namun,
mayoritas jenis/merk mobil yang dijual di Indonesia ini adalah merk mobil dari
luar negeri. Mayoritas mobil yang dijual atau bahkan dipakai oleh masyarakat
berasal dari perusahaan mobil di Jepang, Korea, Malaysia, dan lain-lain. Hanya
sedikit mobil yang merupakan hasil karya negeri sendiri, contohnya seperti
mobil Timor yang dulu sangat terkenal sebagai mobil hasil buatan negeri kita
sendiri. Meskipun menggunakan prototype dari mobil buatan luar negeri, tapi
keberhasilan dan ketenaran penjualan mobil Timor di negeri kita sendiri sudah
merupakan sesuatu yang patut di acungi jempol. Mengingat dulu hanya mobil Timor
inilah yang namanya paling tersohor sampai keluar sebagai mobil karya negeri
Indonesia ini. Namun, ketenaran dan keperkasaan mobil Timor mulai berangsur
mengerucut, dikarenakan peristiwa “krismon” atau krisis moneter tahun 1998.
Meskipun sampai sekarang “nama” mobil Timor tersebut masih tetap ada (masih ada
yang memakai mobil ini), tetapi ketenarannya sudah tidak setangguh dulu lagi.
Sebenarnya, sebelum proyek mobil Timor ini dibuat, salah satu anak bangsa kita
yaitu Bapak BJ Habibie, juga pernah membuat dan mengarsiteki prototype mobil
buatan negeri sendiri, proyek itu bernama Maleo. Proyek Maleo tersebut
mencanangkan teknologi baru pada masa itu, yaitu gabungan dari mesin 2 tak dan
teknologi injeksi bahan bakar. Hebatnya lagi, proyek ini akan menggunakan 80%
komponen lokal, dalam artian mayoritas “rasa” mobil ini akan memakai “cita rasa
lokal”. Jika saja proyek ini jadi untuk diteruskan, dipercaya kedepannya mobil
Maleo ini akan mempunyai prospek yang bagus dan membanggakan sekali tentunya
sebagai hasil karya anak bangsa Indonesia. Sayangnya, proyek Maleo ini terhenti
dikarenakan dana yang akan dipakai untuk merealisasikan proyek ini tersedot
oleh proyek mobil nasional Timor.
Tentunya, kreativitas anak bangsa dalam keinginan untuk membuat mobil ciptaan
negeri sendiri tidak lah padam. Terbilanglah, di sebuah bengkel mobil yang
terletak di daerah Klaten, Jawa Tengah, bernama “Kiat Motor” yang dimiliki oleh
seseorang bernama Sukiyat. Bengkel yang sudah berdiri sejak tahun 1978, yang
awalnya merupakan bengkel vespa, dan akhirnya beralih menjadi bengkel mobil.
Bengkel tersebut sama saja dengan bengkel mobil lain pada umumnya, tidak ada
yang terlalu mencolok, kecuali situasi bengkel tersebut yang selalu ramai
pengunjung yang ingin memperbaiki mobil maupun aktivitas lainnya. Ditambah,
bengkel tersebut memang sering menjadi tempat magang bagi siswa-siswi SMK yang
berasal dari daerah sekitarnya. Bermula dari aktivitas sang pemilik bengkel,
Sukiyat bersama para siswa SMK yang sedang magang disitu, memodifikasi
mobil-mobil dari bentuk standar-nya menjadi mirip dengan mobil bentuk jenis
lain, dan berbagai kreatifitas lain yang dilakukannya dalam memodifikasi mobil.
Waktu itu tahun 2007, Sukiyat didatangi oleh Direktur Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan pada Kementerian Pendidikan Nasional, Joko Sutrisno. Sukiyat
diajak untuk bekerja sama dalam suatu proyek perakitan mobil, dengan syarat
mobil tersebut dirakit bersama siswa-siswa SMK. Inilah awal mula perjalanan
panjang proyek mobil Esemka. Sejak saat itu, bengkel “Kiat Motor” milik Sukiyat
itu tidak pernah sepi dari aktivitas-aktivitas perakitan mobil tersebut, dan
terdapat sebanyak 20 SMK dari berbagai pulau Jawa yang menitipkan delegasi
mereka untuk magang di bengkel tersebut. Pada tahun 2011, secara resmi proyek
mobil Kiat Esemka ini dibuat. Adalah SMKN 2 Surakarta dan SMK Warga Solo yang
merakit mesin dan blok mesin, kemudian ada SMKN 1 Jakarta yang membuat komponen
mesin. Perlu diketahui, komponen yang terdapat dalam mobil ini sebesar 80%
berasal dari dalam negeri. Dalam perakitan mobil Kiat Esemka ini, tentu juga
menghadapi berbagai kendala, yakni pembuatan yang cukup lama dikarenakan ada
beberapa bagian mobil yang harus dibuat sendiri atau dibeli, dan pada akhirnya
perakitan mobil ini selesai selama 2,5 bulan. Mobil berjenis sport
utility vehicle (SUV) dengan warna dasar hitam, berbahan bakar bensin, dan
memiliki kapasitas 1500 cc dengan 4 silinder ditambah bahan bakar injeksi (multi
point injection) itu akhirnya lahir dengan nama KIAT ESEMKA (menggunakan
nama depan yang berasal dari nama bengkel tempat mobil tersebut “dilahirkan”,
yakni “Kiat Motor”). Tentunya hal ini merupakan kebangaan tersendiri bagi warga
Solo, atas berhasilnya warga mereka merakit sebuah mobil buatan negeri,
khususnya Wali Kota Solo, Joko Widodo. Rasa bangga mendalam itu tercermin,
dengan Jokowi (panggilan akrab Joko Widodo) yang langsung mengganti mobil
dinasnya yang lama yakni Toyota Camry, dengan mobil Kiat Esemka ini, sekaligus
untuk mempromosikan mobil ini ke seluruh warga Solo maupun se-antero Indonesia.
Meskipun dalam upayanya untuk menjadikan Kiat Esemka ini menjadi proyek mobil
nasional terdapat banyak kendala-kendala, seperti masalah uji kelayakan,
gagalnya uji emisi dan gas buangan, sampai pada suatu klaim yang menyatakan
bahwa desain Kiat Esemka meniru desain mobil China bermerk Foday, tetapi perlu
kita beri apresiasi yang sangat penuh atas lahirnya mobil Kiat Esemka ini.
Mengingat mayoritas masyarakat memakai mobil yang berasal dari luar atau
bermerk luar punya. Pasti ada beberapa masyarakat yang mulai berpikir, mengapa Negara-negara luar bisa
memproduksi mobil dari Negara mereka sendiri ? bahkan sampai di import. Jika
Negara lain bisa, mengapa kita tidak ? Hal inilah yang
sepertinya memacu kreatifitas terpendam yang sebenarnya dimiliki oleh anak
bangsa, untuk juga bisa “menghasilkan” seperti Negara luar. Dan dengan lahirnya
kembali proyek mobil nasional Kiat Esemka ini, merupakan suatu pembuktian
sekaligus menghilangkan komentar-komentar miring mengenai mobil nasional yang
tidak mampu bersaing di negeri sendiri dengan mobil buatan luar. Kita semua
pasti yakin, proyek Kiat Esemka ini mempunyai prospek yang sangat baik
kedepannya, jika saja Pemerintah benar-benar serius untuk merealisasikan Kiat
Esemka ini lebih lanjut, dan mau menaungi hasil pembaharuan-pembaharuan
selanjutnya dari Kiat Esemka. Semoga dengan adanya satu lagi pembuktian ini,
suatu hari nanti otomotif dalam negeri dapat bersaing, bahkan menancapkan
taringnya dalam dunia otomotif dunia, dan bisa menjejerkan namanya pada bursa
otomotif top dunia bersama mobil-mobil luar yang sudah tersohor lebih dulu
namanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar